Kamis, 31 Januari 2008

GONDONGEN

Aku nggak tahu nama penyakit 'gondongen' dalam bahasa Indonesia?
Kalo orang Jawa pasti tahu yang namanya gondongen. Gondongen atau bengok adalah suatu penyakit berjangkit /mewabah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja usia 2 tahun keatas, untuk bayi biasanya kebal. Penyakit gondongen disebabkan oleh : Virus yang menyerang " kelenjar-kelenjar parotis " yang terletak pada tiap-tiap sisi muka tepat dibawah dan didepan telinga.
Itulah yang dialami dikTora sekarang ini. Di lehernya sebelah kanan, tepatnya dibawah telinga kanan terdapat bengkak yang disebut gondongen. Pertama kali muncul memang nggak terlalu besar dan dia sering ngeluh sakit. Tapi pada waktu itu kami tidak ada yang memahami keluhan sakitnya. Setiap ditanya "mana yang sakit?" dia menunjuk di bagian bawah telinga kanannya.
Usia yang masih sangat kecil 2,4 tahun, halangan baginya untuk mendiskripsikan rasa sakit yang dideritanya. Dia nggak bisa menjelaskan rasa sakit yang dia alami saat itu. Sesekali dia menangis yang kami pikir dia minta susu seperti biasanya. Tapi masih saja dia nangis dan kami nggak tahu harus berbuat apa. Kemudian kami periksa rongga mulutnya. Kami periksa satu-satu bagian dalam gusi dan giginya jangan-jangan ada yang luka sehingga menyebabkan sariawan di mulutnya yang mungil itu. Ternyata tidak ada yang luka.
Suatu sore saat kami jalan-jalan ke lapangan kompleks perumahan buat nonton anak-anak yang latihan sepak bola, ayahku melihat sesuatu yang lain di daerah leher kanan adik.
Kelihatan sekali bengkak di leher kanannya yang selama ini ia keluhkan. Dan kami langsung tahu kalo itu adalah gondongen.
Memang adik kalo lagi marah, ngambek, jengkel suka sekali berbicara sambil ngotot, atau teriak-teriak sampai urat lehernya kelihatan. Ditambah lagi akhir-akhir ini dia nggak pernah mau berhenti bersepeda ria. Mungkin itu dia penyebabnya. Kecapek'an sehingga daya tahan tubuhnya menurun.
Dan tahu nggak obat gondongen yang mujarab menurut versi Jawa?
Adalah buah pace/mengkudu/bentis yang dijadikan obat penyembuh gondongen. Caranyapun bukan dikonsumsi seperti obat-obat pada umumya, melainkan dijadikan kalung untuk digantungkan di leher si sakit. Nggak perlu terlalu besar dan juga nggak usah banyak-banyak cukup satu buah kecil lalu dipasangi tali dan jadilah sebuah kalung bermata mengkudu.
Percaya atau tidak setelah memakai kalung ini selama beberapa hari saja gondongen akan sembuh dengan sendirinya. Wallahualam....

Jumat, 25 Januari 2008

Adik Tora dan sepeda roda empat


Nih adikku si Tora yang lucu dan bandel. Bikin gemes deh kalo lihat tingkahnya. Aktif banget anaknya.Tapi maemnya susah sekali. Tiap hari maunya cuma mimik susu.
Kemarin dia seneng banget bisa naik sepeda roda dua dengan dibantu dua buah roda kecil disamping. Jadi sebenarnya rodanya ada empat. Saking senengnya dia sampai nggak mau disuruh berhenti naik sepeda. Kalau disuruh berhenti dia langsung mengeluarkan ajian pamungkasnya. Apalagi kalau bukan nangis sambil berguling-guling di lantai. Bandel banget deh. Tapi juga lucu.
Mulai pagi dia bersemangat sekali menaiki sepeda roda empatnya. Siang yang panas tidak menyurutkan niatnya untuk bersepeda ria meskipun kakinya belum nyampai bener mengayuh pedal sepeda. Pintar juga dia minta topi supaya nggak kepanasan. Pokoknya dia nggak mau turun dari sadel sepeda.
Besoknya ada yang aneh pada diri adikku ini. Sudah beberapa kali dia pipis nggak seperti hari-hari biasanya. Sebentar - sebentar ngompol di celana. Ditambah lagi kalo habis buang air besar dia nggak mau anusnya disentuh buat dibersihkan dan langsung menangis kesakitan. Repot juga nih, gimana membersihkan kotorannya? Akhirnya dia mau nurut dengan cara disemprot pakai air kran sampai benar-benar bersih. Setelah diperiksa.....masyaallah, ternyata diselangkangannya terdapat luka lecet akibat gesekan dengan sadel sepeda.
Dasar bandel, dalam kondisi seperti itu dia masih saja nekat mau naik sepeda lagi. Tapi kali ini dia nggak berani naik lagi karena rasa sakit diselangkangannya belum hilang benar. Dia cuma memutar-mutar roda sepeda dengan memainkan pedalnya pakai tangan. Kasihan sekali adik, kesenangannya harus tertunda dulu.
Ah..adik, sepertinya kamu harus bersabar dulu untuk segera bisa naik sepeda.

Kamis, 24 Januari 2008

Paiton di kala senja


Assalamualaikum,
Tika nama panggilanku, kalo adikku biasa dipanggil Tora.
Kami tinggal di sebuah kompleks perumahan yang berada di desa Paiton.
Kalian pernah mendengar nama Paiton kan?
Kalau mendengar nama Paiton, pasti deh langsung ingat sama sebuah pembangkit listrik yang berbahan bakar batubara di tepi pantai utara. Letaknya di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Betul sekali, disana memang tempat berdirinya PLTU Paiton.
Dan ayahku juga bekerja disana. Aku sering diajak ayahku ke tempat kerjanya. Tempatnya luas sekali. Di sana bisa kulihat batubara yang terhampar luas ditimbun tinggi sekali seperti gunung anakan yang berwarna hitam pekat mirip tumpukan berton-ton pasir. Baunya serupa bau aspal.
Ada dermaga yang sangat panjang menjorok ke tengah laut di tepi pantai yang biru. Kapal-kapal tongkang pengangkut batubara dari pulau Kalimantan siap bersandar berderet-deret untuk memasok bahan bakar PLTU Paiton ini. Perahu nelayan juga banyak yang mondar-mandir mencari ikan di laut, menambah indahnya pemandangan.
Dari dermaga kita bisa melihat cerobong asap PLTU paiton yang berdiri tinggi menjulang memancarkan cahaya seperti kilat yang berkilauan dari lampu-lampu yang terpasang di sepanjang tubuh cerobong itu. Seperti sebuah mercu suar yang menjadi penunjuk arah bagi para pelaut yang sedang berlayar.
Pemandangan disana sangat bagus, apalagi kalau di malam hari. Menjadi lebih indah karena lampu - lampu PLTU menyala terang seperti sebuah pertokoan besar yang sedang buka pada malam hari.
Kalo kalian pingin kesana silahkan saja hubungi aku, biar nanti aku temani jalan-jalan.
Oke aku tunggu ya di Paiton, daaa.......

Aku dan Adik


Namaku Yuni Kartika dan adikku Oktora Mahija.
Salam kenal dari kami.