Rabu, 13 Januari 2010

Petualangan ke kebun durian












Pagi-pagi hari Minggu tanggal 10 Januari 2010. Aku dan adik sudah bangun pagi jam setengah enam.
Selesai mandi dan sarapan Ayah dan Mama sudah bersiap mau pergi.
" Kemana, Yah?" tanyaku
" Jalan-jalan, yuk!"
Sepeda motor Revo sudah siap untuk dinaiki. Dan kitapun berempat menaiki Revo meluncur ke arah selatan.
Aku masih belum tahu mau kemana. Adik duduk diantara ayah dan mama sedangkan aku duduk didepan ayah yang sedang nyetir motor.
Perjalanan sudah 15 kilometer dan jalanan mulai menanjak karena daerah yang kami tuju adalah lereng gunung.
" Tika mau duren?" tanya ayah
"Mau!" jawabku
Kemudian motor ayah tiba -tiba belok ke kiri menuju sebuah rumah yang banyak anjingnya. Aku sampai takut karena ada anjing yang besar-besar sedang menatapi kami. Lalu ayah menyuruh kami turun. Rumah itu sepi sekali dan kelihatannya sedang kosong. Tampak sebuah mobil pick up yang sedang diparkir. Tapi ada yang aneh dengan ban belakang mobil itu. Ada rantai besi yang melilit ban belakang mobil itu. Saat kami sedang melihat-lihat sekeliling rumah itu tiba-tiba datang mobil truk lain menuju tempat kami. Kemudian keluarlah dua orang laki-laki yang memakai baju seperti petani. Bapak itu langsung dikerubuti anjing-anjing tadi. Rupanya anjing-anjing itu adalah piaraan bapak tadi untuk menjaga perkebunan. Dan setelah ayahku ngomong-ngomong dengan bapak tadi aku baru tau kalo ternyata kami berada di kantor sebuah perkebunan buah mangga dan durian. Tapi mana duriannya ya?
Bapak tadi ternyata mau ke kebun durian untuk mengambil buah yang sudah dipetik.
Ayahku meminta ijin untuk ikut ke kebun durian dengan menumpang mobil pick up yang diparkir tadi. Dan bapak itupun mengijinkan kami naik di mobilnya.
Akhirnya kami sekeluarga rame-rame naik diatas bak mobil tersebut.
Wuiiihh...seru sekali ternyata naik mobil truk ini. Jalanan yang becek dan berbatu membuat badan kami berguncang-guncang dibuatnya. Kini aku mengerti kenapa ban belakang mobil itu dipasangi rantai begitu. Supaya tidak selip pada saat melewati jalanan yang becek dan terjal.
Jarak antara kantor dengan kebun durian lumayan jauh.
" 500 meter" kata bapak itu.
Sepanjang perjalanan menuju kebun durian kami melewati kebun mangga yang sangat luaaaas sekali. Pada saat mobil melaju anjing-anjing tadi juga mengikuti kami. Mereka sungguh pintar. Seperti sudah tau betul kalau mobil ini mau kemana. dia berlari mendahului kami dan seolah menunjukkan jalan menuju ke kebun durian.
Sesampai disebuah perkebunan durian yang luas kami melihat banyak sekali pohon durian berjajar-jajar rapi disebuah lereng gunung di daerah Sentul.
Lalu kami turun dan menyantap sebuah durian yang sudah dibelah oleh bapak yang baik tadi.
Hmmmmm...lezaaat dan manis sekali rasanya. Tapi adikku nggak mau meskipun sudah dibujuk dan dirayu.
Kemudian datanglah dua orang lelaki yang sedang memikul buah durian di dalam keranjang.
Buah durian itupun langsung dinaikkan ke atas bak mobil. Selesai makan buah durian disana, kami kembali naik ke mobil menuju kantor yang tadi.
Mobilpun kembali kekantor dan diparkir didepan kantor. Disana sudah ada pembeli yang menunggu.
Setelah memilih-milih, akhirnya ayah dan mama membeli 4 buah saja. Harganya 45ribu rupiah.
Kami pun pulang ke rumah dengan membawa 4 buah durian.

Sabtu, 09 Januari 2010

Adikku bisa berhitung

Waah nggak terasa udah tahun baru ya.
Selamat tahun baru 2010.
Di awal tahun baru ini aku punya cerita bagus tentang adikku si Tora.
Dia sekarang sudah berumur 4 tahun lebih 3 bulan. Oktober tanggal 25 lalu dia berulang tahun yang ke 4. Dan dia senang sekali bertambah besar. Dia bersemangat sekali ingin sekolah. Tapi kayaknya keinginannya harus ditunda dulu karena nunggu umurnya 5 tahun.
Kalo ada orang bertanya padanya " Sudah sekolah , dik?"
Adikku akan menjawab "Sudah. Tapi sekarang masih libur."
"Kelas berapa?"
" Kelas 3" jawabnya sekenanya.
Seminggu yang lalu ayahku mengajarinya berhitung satu sampai sepuluh.
Dia langsung bisa dan menggunakan jari tangannya untuk menghitung.
Lalu ayahku mencoba mengenalkan bilangan satu sampai sepuluh itu denagn lambang bilangannya (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10).
Caranya begini ; ayahku menggambar berbagai bentuk dengan jumlah berbeda dari satu sampai sepuluh. Ada yang berbentuk bintang, kotak, segitiga, dll.
Misalnya kelompok gambar bintang ada tiga, kelompok gambar kotak ada lima dst. Semua gambar itu dikelompokkan sesuai gambarnya tapi urutannya diacak. Mulai dari atas ke bawah jumlahnya disusun tidak berurutan. Kemudian disamping gambar itu diberi lambang bilangan dari 1-10.
Tugas adik adalah menghitung jumlah gambar yang ada kemudian menarik garis menuju ke lambang bilangannya. Misalnya gambar bintang ada tiga, dia harus menarik garis menuju angka 3 disebelahnya. Begitu seterusnya sampai angka sepuluh.
Ternyata dalam waktu cepat adik bisa menemukan gambar dan lambang bilangannya tanpa kesulitan. Dia kelihatan senang sekali bisa mengerjakan tugas itu. Malah dia minta dibuatkan lagi sama ayah.
Alhamdulillah.....adikku sudah bisa mengenal angka dan berhitung.
Nanti begitu masuk TK dia sudah bisa menghitung.
Tugas selanjutnya adalah belajar membaca!
Sukses ya , Dik.